ada beberapa alasan yang mendasari permasalahan itu yaitu:
Yang pertama ialah status orang tua. Dibangsa-bangsa yang sedikit berindrustrialisasi, keibuan merupakan status yang paling dihargai yang dapat diraih oleh seorang perempuan. Semaki banyak anak yang dikandung seorang perempuan, semakin ia dianggap telah mencapai tujuan mengapa ia dilahirkan. Demikian pula, seorang laki-laki membuktikan kejantanannya dengan menjadi bapak. Semakin banyak anak yang dipunyainya, khususnya anak laki-laki, semakin baik karena melalui merekalah nama keluarga tetap bertahan.
Kedua, komunitas mendukung pandangan ini. Dalam komunitas mereka anak-anak dipandang sebagai berkat tuhan. Sejalan dengan itu, suatu pasangan harus mempunyai banyak anak. Dengan menghasilkan anak, orang mencerminkan nilai-nilai komunitas yang mereka pegang dan meraih status.
Ketiga, bagi orang miskin dibangsa-bangsa yang sedikit berindustrialisasi, anak-anak merupakan aset ekonomi
referensi:
james M Henslin. 2007. Sosiologi Dengan Pendekatan Membumi Jilid 2. Jakarta: Erlangga
referensi:
james M Henslin. 2007. Sosiologi Dengan Pendekatan Membumi Jilid 2. Jakarta: Erlangga